https://jurnal.big.go.id/GL/issue/feedMajalah Ilmiah Globe2024-10-31T12:52:40+07:00Sri Lestarilestari.munajati11@gmail.comOpen Journal Systems<p>Majalah Ilmiah Globe (can be called MIG) is a peer-reviewed journal published by Geospatial Information Agency (Badan Informasi Geospasial-BIG). Majalah Ilmiah Globe has been accredited by the Indonesian Institute of Sciences as a <strong>National Accredited Journal</strong> since April 2016. All articles published by Majalah Ilmiah Globe will have a unique DOI numbers.</p> <p align="justify">MIG provides authoritative sources of scientific information for researchers and engineers in academia, research institutions, government agencies, and industries. We publish original research papers, study literature and case studies related to collection, processing and data analysis focused on Thematic Geospatial Information and current issues on the subject as well as related topics.</p> <p>The journal is focusing on but is not limited to:</p> <ul> <li>Thematic analysis (hydrology, geomorphology, remote sensing, cartography, physical geography)</li> <li>Application of Geographic Information System</li> </ul>https://jurnal.big.go.id/GL/article/view/188PENGAWASAN MARITIM EFEKTIF MELALUI IMPLEMENTASI AUTOMATIC IDENTIFICATION SYSTEM (AIS) UNTUK JALUR PELAYARAN SURABAYA-MAKASSAR2024-10-30T10:09:25+07:00Agung Bachtiarbachtiaragung90@gmail.comDewi Triliabachtiaragung90@gmail.comHendrin Agus Franciscus Hiabachtiaragung90@gmail.comRayhan Aulia Zafirawanbachtiaragung90@gmail.comAsep Adang Supriyadibachtiaragung90@gmail.com<p>Pengawasan maritim yang efektif sangat penting untuk menjaga keamanan dan efisiensi jalur pelayaran, terutama di era globalisasi yang ditandai dengan meningkatnya aktivitas perdagangan internasional. Penelitian ini mengkaji efektivitas implementasi Automatic Identification System (AIS) dalam pengawasan jalur pelayaran Surabaya-Makassar, bagian dari Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) II. <br>Metode observasi digunakan untuk mengumpulkan data posisi kapal selama 24 jam melalui situs MarineTraffic dengan interval pengambilan data setiap 15 menit. Data dianalisis menggunakan metode Haversine untuk menghitung jarak antar titik di permukaan bumi berdasarkan koordinat geografis kapal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa AIS memberikan informasi real-time dan menyeluruh mengenai situasi maritim, memungkinkan optimalisasi rute, peningkatan keselamatan dan keamanan pelayaran, serta peningkatan efisiensi operasional. Informasi mengenai kecepatan rata-rata kapal dan jarak tempuh penting untuk menilai efisiensi dan keselamatan pelayaran. Rata-rata kecepatan kapal KM. Gunung Dempo adalah 14 knot, dengan total jarak tempuh 757,06 km. Implementasi AIS dalam pengawasan jalur pelayaran Surabaya-Makassar memberikan kontribusi yang signifikan dalam meningkatkan efisiensi dan keamanan maritim, memastikan jalur pelayaran yang lebih aman dan efisien.</p>2024-10-31T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Majalah Ilmiah Globehttps://jurnal.big.go.id/GL/article/view/189ANTESEDEN INTENSI UNTUK MENGADOPSI APLIKASI PEMETAAN PARTISIPATIF PETAKITA DI INDONESIA2024-10-30T10:21:21+07:00Risa Krisadhirisakrisadhi@gmail.comUmmi Salamahrisakrisadhi@gmail.com<p>Adopsi dan penggunaan aplikasi berbasis Sistem Informasi Geospasial (SIG) tidak hanya bergantung pada aspek teknis dan kecanggihan teknologi, tetapi juga pada sejauh mana aplikasi tersebut mampu menjawab kebutuhan publik serta aspek sosial dan psikologi pengguna seperti risiko yang dirasakan, harapan, kepercayaan, dukungan, dan keterlibatan publik. Tanpa itu, upaya pemerintah dalam memanfaatkan teknologi geospasial untuk kepentingan publik akan dihadapkan berbagai hambatan. Penelitian ini bertujuan menjelaskan bagaimana Badan Informasi Geospasial (BIG) sebagai penyedia data menjalankan eGovernment. Secara khusus, untuk menggambarkan faktor-faktor yang memengaruhi niat perilaku adopsi dalam menggunakan aplikasi dalam pemetaan partisipatif berbasis SIG dengan mengambil kasus pada Aplikasi PetaKita. Penelitian ini memodifikasi Unified Model of Electronic Government Adoption (UMEGA) dengan menambahkan variabel Trust in Government Agency (TIA), Trust in Government Technology (TIT), dan Trust in Government Data (TID). Dari sampel bersih sebanyak 130 dengan unit analisis pemilik akun Single Sign On (SSO) InaGeoportal, data ini kemudian diolah dengan metode SEM-PLS melalui software SmartPLS3. Hasilnya, Intensi Penggunaan aplikasi PetaKita dari BIG dipengaruhi oleh faktor Attitude dan TIT. Kemudian Attitude dipengaruhi secara signifikan oleh TIA, dan TIT. Selain itu, Facilitating Conditions berpengaruh signifikan terhadap Effort Expectancy. Meskipun factor Performance Expectancy, Effort <br>Expectancy, Facilitating Conditions terhadap Behavioral Intention, Perceived Risk, TIA terhadap Behavioral Intention, dan TIT terhadap Attitude tidak berpengaruh signifikan. Temuan ini memberikan wawasan untuk meningkatkan adopsi aplikasi e-Government, serta merancang strategi komunikasi publik yang efektif, melalui aplikasi yang diterima oleh masyarakat dalam meningkatan kepercayaan, dukungan, dan keterlibatan publik pada kebijakan pemerintah</p>2024-10-31T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Majalah Ilmiah Globehttps://jurnal.big.go.id/GL/article/view/190PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DALAM PEMBANGUNAN SISTEM KEAMANAN MARITIM INDONESIA2024-10-31T11:04:14+07:00Hasna Moraina Rizkiyanimoraina91@gmail.comAsep Adang Supriyadimoraina91@gmail.comPangiutan, Yunias Daomoraina91@gmail.comDestin Novitasarimoraina91@gmail.com<p>Indonesia dengan wilayah maritim yang luasnya lebih dari 17.509 pulau dari Sabang hingga Merauke. Wilayah Indonesia mencakup 7,81 juta km<sup>2</sup>, dengan 2,01 juta km<sup>2</sup> di daratan, 3,1 juta km<sup>2</sup> di lautan, dan 2,7 juta km<sup>2</sup> di Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) hal ini menjadikan tantangan besar dalam menjaga keamanan maritimnya. Sistem Informasi Geografi (SIG) menawarkan solusi penting untuk meningkatkan pengawasan dan manajemen keamanan maritim di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana SIG dapat digunakan secara efektif dalam pembangunan sistem keamanan maritim yang lebih terintegrasi dan efisien. Dengan memanfaatkan teknologi pemetaan dan analisis spasial, SIG memungkinkan pengumpulan, penyimpanan, dan analisis data geografis yang penting untuk pengawasan wilayah perairan. Penggunaan SIG dalam konteks keamanan maritim mencakup pemetaan wilayah laut, pengawasan lalu lintas kapal, identifikasi dan pemantauan titik rawan, serta penanggulangan aktivitas ilegal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa SIG mampu meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam pengawasan maritim dengan memberikan data yang akurat dan <em>real-time</em>, yang sangat diperlukan oleh <em>stakeholders</em> dalam pengambilan keputusan strategis. Selain itu, implementasi SIG mendukung kolaborasi antara berbagai instansi pemerintah, termasuk TNI Angkatan Laut, Badan Keamanan Laut (Bakamla), dan Kementerian Kelautan dan Perikanan. Namun, terdapat tantangan teknis dan logistik yang harus diatasi, seperti keterbatasan infrastruktur teknologi di daerah terpencil dan kebutuhan akan pelatihan SDM yang lebih baik. Penelitian ini menyimpulkan bahwa optimalisasi penggunaan SIG dapat memainkan peran penting dalam memperkuat keamanan maritim Indonesia, memastikan kedaulatan wilayah, dan mendukung pengelolaan sumber daya laut secara berkelanjutan. Rekomendasi mencakup pengembangan lebih lanjut dari infrastruktur SIG dan peningkatan kapasitas teknis melalui pelatihan dan kolaborasi antarinstansi.</p>2024-10-31T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Majalah Ilmiah Globehttps://jurnal.big.go.id/GL/article/view/191ANALISIS SPASIOTEMPORAL INDEKS KEKRITISAN LINGKUNGAN (ECI) KOTA MAGELANG TAHUN 2019-20232024-10-31T11:16:56+07:00Dwi Prasetya Adhidwiprasetya.2020@student.uny.ac.idKhoirul Ihsandwiprasetya.2020@student.uny.ac.idRetno Astia Faraditadwiprasetya.2020@student.uny.ac.id<p>Pesatnya pertumbuhan penduduk dan pembangunan masif berdampak pada alih fungsi lahan, yang mengganggu keseimbangan ekosistem. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan distribusi Indeks Kekritisan Lingungan (ECI) di Kota Magelang selama periode 2019-2023. Pengolahan data dilakukan menggunakan citra satelit Landsat 8 OLI/TIRS dan algoritma ECI. Klasifikasi ECI dibagi menjadi tiga kelas: Rendah, Sedang, dan Tinggi. Hasil penelitian menunjukkan fluktuasi dalam luas wilayah yang mengalami kekritisan lingkungan. Kelas rendah mengalami penurunan luas, sementara kelas tinggi menunjukkan peningkatan. Kecamatan Magelang Selatan menjadi wilayah dengan luas kelas rendah terluas, mencapai 284,08 ha sepanjang tahun. Kelas sedang tertinggi terjadi di Kecamatan Magelang Utara, mencapai 265,18 ha pada tahun 2022. Sementara itu, kelas tinggi ECI mencapai 272,68 ha di Kecamatan Magelang Utara pada tahun 2023. Temuan menunjukkan tren kenaikan sebaran ECI di Kota Magelang selama periode 2019-2023. Sebaran vegetasi dan suhu permukaan juga berpengaruh terhadap sebaran ECI. Kelas ECI tinggi ditemukan di area dengan minim vegetasi dan suhu permukaan yang tinggi. Peningkatan tutupan hijau di Kota Magelang merupakan solusi penting untuk mengurangi suhu permukaan, terutama dalam menghadapi urbanisasi yang pesat.</p>2024-10-31T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Majalah Ilmiah Globehttps://jurnal.big.go.id/GL/article/view/192PENGGUNAAN DATA SATELIT SENTINEL-1A DALAM SOFTWARE SNAP DAN GENERAL NOAA OIL MODELING ENVIRONMENT (GNOME) UNTUK DETEKSI SEBARAN TUMPAHAN MINYAK (OIL SPILL) DI SELAT MADURA DAN LAUT JAWA (SKENARIO TUMPAHAN MINYAK : 13-20 JULI 2024).2024-10-31T12:52:40+07:00Afifah Isvi Zarochtunnisaafifahisvi@gmail.comYenis Mia Ludinaafifahisvi@gmail.comNesha Erlita Ardhianiafifahisvi@gmail.comDewi Rizki Fatmayantiafifahisvi@gmail.com<p>Tumpahan minyak di laut dapat menjadi dampak serius bagi lingkungan, terutama ekosistem laut dan kehidupan masyarakat pesisir. Penelitian ini bertujuan untuk memodelkan dan memprediksi pergerakan tumpahan minyak di Laut Jawa dan Selat Madura menggunakan perangkat lunak <em>General NOAA Operational Modeling Environment</em> (GNOME). Tumpahan minyak dideteksi menggunakan citra sentinal-1A yang kemudian dikoreksi menggunakan <em>software</em> SNAP (<em>Sentinel Application Platform</em>) untuk mengetahui tumpahan minyak pada citra yang dicirikan dengan rendahnya <em>backscatter</em> (hamburan sinyal radar) sehingga menghasilkan rona hitam. Rona hitam ini menjadi acuan dalam pembuatan model di GNOME. Data angin dan arus laut diintegrasikan pada GNOME mengetahui pola pergerakan tumpahan minyak di kedua wilayah tersebut. Skenario yang digunakan mencakup dua jenis minyak, yaitu fuel oil dengan volume 3000 barrel di Laut Jawa dan <em>crude palm oil</em> (CPO) dengan volume 7000 barrel di Selat Madura dengan periode simulasi di tanggal 13 hingga 20 Juli 2024. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pergerakan minyak di Laut Jawa bergerak ke arah barat laut akibat pengaruh angin dan arus laut, sementara di Selat Madura, minyak bergerak dengan pola sirkular yang sebagian besar mengendap di pesisir. Selain itu, perbedaan jenis minyak mempengaruhi kecepatan pergerakan dan pola penyebaran tumpahan. Simulasi GNOME mengindikasikan bahwa tumpahan minyak di Laut Jawa dan Selat Madura tidak saling mempengaruhi. Penelitian ini memberikan wawasan penting untuk penanganan tumpahan minyak di perairan Indonesia, khususnya terkait mitigasi risiko lingkungan di wilayah laut Jawa dan Selat Madura.</p>2024-10-31T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Majalah Ilmiah Globe